PORING
Bersama degup melintas jambatan
gantung
kicau margasatwa desing eriang
pagi
rimba sedang dingin diremang embun
Panas air yang mengalir dan
terbendung
hati mula cair mendengar lebat
bicaramu
hijau kelabu pohon-pohon merimbun
pohonan doaku tetap subur menanti
berimbang restu di dalam diri
Bilah cahaya mencerah bumi
Poring mesrai kita menggenap
syukur
Poring membancuh rasa badan
sekujur
istirehat di sini lebih baik dari
berundur.
Disember 2004.
KABAR
PUNYA MAKNAWI
Banjir tanpa hujan di desaku jauh
melimpah melalui gagang telefon
membasah bimbang seketika
berdesah angin timur merusuh
Tetapi di sini Pekan Ranau, panas
disember mengering jalan dan
kakilima
tamu yang hingar aku mula bundar
menatap kabar dengan jiwa gobar
Dari tanah merah, sudah merata
banjir
ada suara berkisah perihal iklim
tanah air
seorang rakan menyeberang membantu
seorang karibnya hilang dimamah
waktu
Air mata menjadi gerimis di Ranau
ini
tengahari terik mengikis riang kami,
Allah melihat segala kesilapan diri
bahawa teguran itu menyalur maknawi.
Disember 2004
SELEPAS REHLAH
Kelam yang
bengap
tidak kelihatan gagak dan
helang tadi
bersuara
sayup
ujung laut
Daun-daun hasrat
pohon-pohon doa beratur
menyusuri
alun-alun petang
panjang dan mengharap
kau kembali pulang.
10 jun
2009
Tapanji.