Tuesday, November 24, 2009

Kerja Bidang Kewartawanan Perlu Benar Takutkan Allah

Banyak jenis pekerjaan bagi manusia menperolehi pendapatan sebagai sumber rezeki. Pekerjaan itu ada yang memerlukan tenaga empat kerat, keupayaan bakat dan ilmu; ada yang memerlukan kebijaksanaan minda. Bidang kewartawanan dan penulisan kreatif adalah suatu pekerjaan atau profesion yang baik sebagai penyebar maklumat serta ilmu pengetahuan. Beroleh pahala besar bagi mereka sekiranya menjalankan tugas menurut keredhaan Allah. Tugas para rasul dan nabi a.s adalah penyampai utusan / mesej suci dari Tuhan kepada manusia yang mengandung aturan dan pengajaran untuk kesejahteraan hidup.
Namun jika menyalahgunakan bidang kewartawanan dan penyampaian berita demi merosakkan agama dan masyarakat, maka akan tersebarlah fitnah yang boleh merosakkan minda, memburukkan suasana serta memecahbelahkan umat. Berdosa besar jika kerja kewartawanan menjadi aset buat penyebaran berita atau rencana demi menjatuhkan maruah seseorang, memecahkan jemaah Islam atau mengajak umat membenci pemimpin yang baik...(sila baca...)

Sengaja mereka-rekakan perkara yang tidak benar adalah perbuatan mungkar dan terkutuk. Menjadi batu api atau pengadu-domba adalah kerja orang munafik. Manakala menjadi penyebar fitnah pula, al-Quran menjelaskan ianya lebih dahsyat dari membunuh! Jadi semua kita hendaklah takutkan Allah, takutkan terjerumus dosa dan bertakwa seumur.

Hujjatul-Islam, Imam al-Ghazali pernah menyatakan bahawa Takwa ialah Takut kepada Allah swt dalam erti kata melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Hanya orang yang bertakwa yang akan sentiasa berhati-hati dan berwaspada dalam tindakan sehariannya, tanpa mengira sama ada secara sunyi atau terang-terangan. Seseorang yang takutkan Allah, dia memiliki rasa khuatir, cemas atau ketakutan sekiranya mulutnya mengucapkan perkataan yang mendatangkan murka Allah. Sehingga dia menjaganya dari berdusta, ghibah (bergosip), perkataan yang berlebih-lebihan dan tidak bermanfaat. Dia selalu berusaha agar lidahnya senantiasa basah sibuk dengan berdzikir kepada Allah, dengan bacaan Al Qur’an, dan muzakarah ilmu.

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang dapat menjaga (menjamin) untukku mulut dan kemaluannya, aku akan memberi jaminan kepadanya syurga”.(HR. Al Bukhari).
Rasulullah saw juga bersabda:
“Tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu (perkataan) yang tidak berguna”. (HR. At Tirmidzi).
Kemudian dalam riwayat lain Baginda bersabda, ertinya:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berbicara yang baik atau (lebih baik) dia diam”.(HR. Al Bukhari dan Muslim).

Marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah agar mendapat kesejahteraan dan rahmatNya serta terlepas dari nerakaNya.

Tuesday, November 10, 2009

MPKB-BI, MBSA, MBAS juarai Ceria Bahasa Anjuran DBP

Ramli Yamat ~ HarakahDaily
KOTA BHARU, 10 Nov: Majlis Perbandaran Kota Bharu Bandar Raya Islam (MPKB-BRI) sekali lagi telah menjadi johan Pertandingan Anugerah Ceria Bahasa Peringkat Kebangsaan Tahun 2009 bagi kategori Pihak Berkuasa Tempatan (PBT) anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP).

Manakala Naib Johan pula dianugerahkan kepada Majlis Bandar Raya Shah Alam, Selangor dan tempat ketiga diberikan kepada Majlis Bandar Raya Alor Setar, Kedah.

Apa yang menariknya, ketiga-tiga pemenang tersebut datangnya daripada negeri-negeri Pakatan Rakyat bermula dengan Kelantan diikuti Selangor dan diakhirnya dengan negeri jelapang padi Kedah...(syabas. baca selanjutnya di sini...)

Pasar Siti Khadijah MBKB-BI, Kelantan, Malaysia.

Pasar Siti Khadijah in Kelantan, Malaysia by Han Ghazi.

Monday, November 9, 2009

Tujuh Mitos, Tujuh Pembohongan


Teknologi boleh memecahkan mitos. Lihatlah betapa teknologi dan ilmu pengetahuan telah memecahkan mitos-mitos ini. Betapa internet telah membolehkan kita bersama-sama mencari fakta dan menilai dokumen sejarah.

Kalau dulu kita tidak tahu asal-usul lagu Negaraku. Hari ini gambar dan riwayat hidup pembuat lagi ini kita kenali. Kalau dulu ada yang menerima mitos tentang kemerdekaan dicapai tanpa tumpah darah. Hari ini mitos ini telah terbarai, pecah.

Dokument-dokumen sejarah ini semuanya boleh kita baca melalui internet. Kemajuan manusia akan terus memecahkan mitos-mitos yang lapuk dan berkarat ini. Teknologi akan membebaskan manusia daripada diperangkap dan dibelenggu mitos-mitos.

Tanpa mitos, manusia akan jadi berani. Insan yang berani bebas adalah insan yang berfikir. Manusia yang berfikir tidak akan tunduk kepada sesipa kecuali fikrahnya yang rasional. (baca bermula dari topik....)

Darina: Artikel petikan ini sedikit mengusik minda untuk kita fikir-fikirkan.

Thursday, November 5, 2009

ladang embun ii


embun yang gugur pagi bersama menyaman bumi bilur mentari menyangkal teduhan

ladang kebersamaan itu
di situ tumbuh apa jua yang ditanam atau tidak. akan bersama subur dibajai atau tidak. akan menggapai cahaya rela atau tidak. akan memantul buah berbiji atau tidak. akan kukuh memberi hasil memuaskan atau tidak. akan dihuni marga bernyanyi atau tidak.
ladang itu bersama bertapak di bumi
ladang itu bersama dipayungi langit.

November 5, 2009 9:36 PM

PROSES KREATIF DALAM PUISI




http://betsydevine.com/blog/pictures/MoonFlip.gif

Proses kreatiff terbentuknya sebuah karya (dalam hal ini puisi) tak bisa dilepaskan dari proses belajar yang berasal dari dua hal, yakni : Inside Learning/ Learning by doing ( belajar dari pengalaman) dan outside learning/learning by experience (belajar dari sumber lain).

INSIDE LEARNING:


Pengalaman memegang peran dominan dalam proses kreatif. Tiap apa yang dikecap atau dirasa, bisa menjadi sumber inspirasi. Lembar demi lembar peristiwa apabila mampu dituliskan akan menjelma menjadi ratusan bahkan ribuan buku. Namun begitu, setiap orang memiliki ketertarikan yang beragam. Tidak semua peristiwa atau tempat mampu menggerakkan pena mereka untuk merangkai kata. Mereka hanya membidik apa yang menurut mereka berkesan dan memiliki arti.

Sebagai contoh, berada di tengah-tengah pasar mungkin sangat menarik bagi A, sehingga 'kekagumannya' pada suasana pasar tersebut mampu menginspirasinya dalam berkarya.

Sebelah penjual sayur tukang bubur,
bertabur lalat terbang dan hinggap
Lahap pembeli tak hirau kanan kiri
...

Bagi si B yang tidak menyukai keramaian dan lebih suka menyendiri, mungkin berada di tempat sunyi akan lebih membuatnya tenang dalam berkarya. Kalaupun ada 'keramaian' yang tercipta, alamlah penyebabnya.

Berdiri di tepian ombak
Beranjak dari ribuan jarak
Terpaku dalam kepungan pulau

Senja telah tenggelamkan wajah
Gelombang menggoyang bayang-bayang
Terbayang kenangan silih beralih
Sesaat berkilat di tempa cahaya
lalu gelap melelapkan cakrawala

Ada kalanya sebuah peristiwa mampu memicu ledakan emosi sang pengarang untuk berkarya. Agresi Militer Belanda I yang memakan korban ratusan penduduk Rawagede (daerah antara Karawang-Bekasi), menginspirasi Chairil Anwar dalam menulis puisi : Antara Karawang Bekasi.

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
...

Taufik Ismail adalah salah satu penyair yang secara konsisten memotret peristiwa penting berkaitan dengan sejarah Indonesia, mulai peristiwa 1966, Reformasi 1998 hingga Bom Bali.

TAKUT 66, TAKUT 98


Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa
takut ‘66, takut ‘98


OUTSIDE LEARNING

Selain menggali inspirasi dari pengalaman diri, kita juga bisa memanfaatkan pengetahuan dari luar untuk memicu sel-sel otak agar berkarya.

a. Membaca karya puisi orang lain
Semakin banyak membaca, akan semakin luas wawasan yang kita dapatkan. Dari karya orang lain, kita bisa belajar bagaimana mereka memilih dan memilah kata (diksi), struktur kata pada larik dan baitnya, ragam kosa kata yang dipakai, dll.

b. Membaca buku-buku sastra (sejarah dan perkembangannya)
Meluangkan waktu untuk belajar dari karya-karya para penyair terdahulu akan membuat kita semakin paham bagaimana sebuah proses kreatif itu dapat tercipta.
Konon saat melintasi suatu kuburan, Sitor Situmorang melihat ada bulan di malam takbiran. Maka lahirlah karyanya yang fenomenal (karna hanya sepenggal)

MALAM TAKBIRAN
Bulan di atas kuburan

c. Belajar langsung dari sang penulis puisi
Akan menjadi sebuah keuntungan yang besar apabila kita bisa berinteraksi dengan sang penulis puisi secara langsung. Kita bisa mencatat kiat-kiatnya dalam berkarya. Bila memungkinkan, kita bisa berkonsultasi dan meminta pertimbangan tentang puisi yang kita buat.


LANGKAH-LANGKAH PROSES KREATIF :

1. Akumulasikan Inside Learning & Outside learning

Sinergitas antara dua proses pembelajaran tersebut akan mampu memicu datangnya inspirasi. Keberanian berfungsi sebagai katalis yang akan membuat proses tersebut berjalan lebih cepat. Bidik titik yang menjadi daya tarik. Fokuskan perhatian di satu titik tersebut.

Misalkan saja suatu ketika, sepanjang siang hingga sore kita bepergian ke pantai. Banyak hal menarik yang berkesan sepanjang perjalanan. Anak-anak yang riang bermain di pasir putihnya, deru ombak yang meliuk-liuk, karang yang menjulang, ombak yang tenang, dan lain-lainnya. Jangan terpengaruh/ terpancing untuk membidik semua titik. karena hal ini justru akan membuat fokus kita menjadi kabur. Pusatkan perhatian pada satu hal : Ombaknya, anak-anaknya, karangnya, pasirnya, pantainya, atau justru jembatannya?


2. Masa Inkubasi

Apa yang telah diserap oleh indera kita secara sadar, sesungguhnya juga telah dicitrakan di alam bawah sadar. Inside Learning & Outside learning akan diaduk, lalu diendapkan. Hal-hal yang berkaitan dengan fokus kita tadi, akan dikembalikan ke alam sadar, sedangkan hal-hal yang di luar fokus akan dibenamkan ke bawah sadar.
Inilah saat yang disebut sebagai AHA..!


3. Saat Penulisan


Proses kreatif 'AHA' di atas harus kita manfaatkan dengan segera mengambil catatan dan mulai menuliskan apa saja yang terbersit di benak. Catat saja semuanya dan biarkan kata-kata bergulir apa adanya. Biarkan saja segala rasa yang ada, tumpah menjadi kata-kata...

Misalkan tadi kita mengandaikan 'Ombak' yang menjadi titik fokus, mungkin barisan kata berikut akan muncul :

Berdiri di tepian ombak
pergi dari pulau seberang
terpaku di semenanjung ragu


4. Menyunting Kembali Naskah

Ambillah jeda beberapa saat, sebelum mengedit (menyunting) naskah yang telah kita buat. Mungkin ada beberapa kata yang perlu dihilangkan atau ditambahkan. Bacalah berulang-ulang dan rasakan sensasi ketika membacanya. Bila ragu terhadap kehadiran kata tertentu, kita bisa menggantinya dengan kata baru yang lebih mewakili isi hati.

Bila kita kurang berkenan dengan pergi dari pulau seberang, kita bisa mulai mengganti kata-katanya, dan mencari padanan katanya. kata pergi mungkin bisa diwakili dengan beranjak, sedangkan pulau seberang bisa diganti beribu kilo, ataupun selaksa jarak tergantung sreg mana kita memilihnya.

Sepertinya ada rima antara beranjak dan jarak, karenanya akan lebih mengasyikkan kalau kata-kata ini yang dipilih. Jadinya :

Berdiri di tepian ombak
Beranjak dari ribuan jarak
terpaku di semenanjung ragu


5. Menerbitkan Naskah

Segera terbitkan naskah setelah selesai menyuntingnya. Kita bisa mengupload di blog, mengirimkan ke redaksi majalah/ koran, atau tempat-tempat lain. Senantiasa terbuka terhadap kritik akan membuat kita maju dan semakin matang dalam berkarya.

Selamat berkarya...!!!

Titik Bidik :

1. Saat Awal, menulislah dengan hati/perasaan.
Setelahnya, perbaiki tulisan Anda dengan pikiran.

2. Keberhasilan ditentukan oleh KEBERANIAN untuk memulai.



dari: http://saturindu,multiply.com

Sunday, November 1, 2009

Sajak Oktober:


TULISAN KEPADA SEORANG SAHABAT


Kerap berkisah hasrat dan tanggapan masa

lirih dan cerianya, adalah diri kita

sendiri berserakan bagai fosil dan kesan

runtuhan tinggal, airmata dan keluhan.


Selajur e-mailku bertulis nestapa

bagai huruf-huruf membentuk

kisah kematian pasca gertak serangan

menyiksakan itu.


Alam bagai kenal tugas

qadha qadar-Nya penentuan tiba waktu

kesal takut dan bimbang lagi tergantung

pohon-pohon doa mengadu untung


Setiap nafsu akan menempuh maut

menggiliri tabiat habitat asal

tamadun hidupan bumi terus berubah

menyaingi putar cakerawala.


Iklim bagai gerak darah pasti singgah

pada sebuah noktah.


Ombak dan rekah itu

cukup luar biasa, daratan pantai bertukar


Kebun syawal kita tidak lagi subur

kubah dan menara yang bungkam azan

jemaah pada kalut mengumpul baki hidup

lantai dinding dan tiang berselerak kaku


Suami hilang isteri anak-anak. yatim yang

bingar mencari keluara. zuriat hiba di sini

bumi siang adalah kuburan redup suram


Negeri Kota Jembal.

BARU PUAS HATIKU Buku Leo AWS Yang Ke 19 !

Tahniah dan terima kasih juga buat Leo AWS kerana buku barunya Barulah Puas Hatiku (PDP 2009). Buku baru beliau ini merupakan satu antologi rencana/album selenggaraan sendiri berkaitan kreatifnya dan ulasan terhadap buku-buku puisi beliau berjumlah 18 buah itu. Leo AWS adalah manusia penulis/penyair yang paling rajin menerbitkan sendiri buku kumpulan sajak, melintasi rekod penyair veteran Suhaimi Haji Muhammad.

Sudah tentu Leo AWS sangat berani mengorbankan kos yang bukan sedikit untuk mengumpul hasil kreatifnya di samping bertujuan memenuhkan hasrat beliau mengisi arkib kesusasteraan Malaysia khasnya, Nusantara amnya. Beliau mendapat ilham, beliau mencatat, beliau sendiri mengumpul, berulang-alik ke percetakan, menerbit dan mengedarkan sendiri kepada khalayak yang semakin kurang meminati bidang pembacaan sastera apatah lagi bidang persajakan.

Usaha sdr Leo AWS tidak mengharapkan untung ringgit. Buku-buku sajak tidak seperti novel. Ia tidak punya nilai komersial sebab itulah kebanyakan penulis sajak/puisi sangat mengharapkan badan-badan tertentu membantu mereka menyalurkan kreativiti dan memasarkan buku-buku kumpulan sajak itu.

Bagi Leo AWS dan para penulis lain juga akan berasa puas hati apabila dapat menerbitkan hasil-hasil karya mereka sambil menunggu reaksi dari para pengulas atau rakan penulis. Memang wajar sdr Leo AWS meluahkan perasaan beliau pada buku ke 19 beliau itu, seolah-olah kini kita terdengar sdr Leo berbisik 'BARU PUAS HATIKU'. Kepuasan sengoti bagi seorang Leo!