TULISAN KEPADA SEORANG SAHABAT
Kerap berkisah hasrat dan tanggapan masa
lirih dan cerianya, adalah diri kita
sendiri berserakan bagai fosil dan kesan
runtuhan tinggal, airmata dan keluhan.
Selajur e-mailku bertulis nestapa
bagai huruf-huruf membentuk
kisah kematian pasca gertak serangan
menyiksakan itu.
Alam bagai kenal tugas
qadha qadar-Nya penentuan tiba waktu
kesal takut dan bimbang lagi tergantung
pohon-pohon doa mengadu untung
Setiap nafsu akan menempuh maut
menggiliri tabiat habitat asal
tamadun hidupan bumi terus berubah
menyaingi putar cakerawala.
Iklim bagai gerak darah pasti singgah
pada sebuah noktah.
Ombak dan rekah itu
cukup luar biasa, daratan pantai bertukar
Kebun syawal kita tidak lagi subur
kubah dan menara yang bungkam azan
jemaah pada kalut mengumpul baki hidup
lantai dinding dan tiang berselerak kaku
Suami hilang isteri anak-anak. yatim yang
bingar mencari keluara. zuriat hiba di sini
bumi siang adalah kuburan redup suram
No comments:
Post a Comment