AWAN LURUS
awan lurus
kaupun menjelang harapan
bagai kali yang berarus
kencang dan tak punya singgahan
kaki langit yang tirus
memijak dahi kuala dan pohon-pohon
lengkungnya berubah warna
sejak suria memancar
ke dasar kolam. bunga-bunga embun
senyap luruh mendingin wajah kita
zaujati, nyaman hidup ini
bagai larat awan berapungan
tiada mendung tidak ada kekusutan.
28 Sept 2009
SEKARAT 2
sejak cedera akal akibat tekanan
polemik serius tempoh waktu
kejutan krisis terbesar usianya
dia disyak alami gangguan kronik
saraf indera tidak keruan
tergelincir tutur dan tanggapan
deria gagal mengenal angka diri
hilang tugas awal insani
ingatan terbabas tercicir
hari esok terhenti takat siling
wajah-wajah sinis musuh sekitar
rupa paras karib senyum lain
berbaur alamat rumah bini
hipokrit kedua dalam simpanan
lupa nama kerabat, erti rumah tangga
dia bergerak naif di dalam bentuk asing
bertukar ke dimensi luar biasa
berlegar pada lingkung gasingan
lebih panik lebih menduga
laksaan tandasoal dan tandaseru
kalut memijak sesalur kalbu
begitu berkeringat, dia meronta
batin ditindih titik tajam amat meluka
kelibat fasa kedua hayatnya membantut
langkah berikut ke fasa-fasa akan datang
bagai berada di garis pusat mahsyar
berjarak batas insani, dia bersembunyi
di belakang bayangnya menafi kewujudan
sendiri. Inilah ceruk terakhir, ceruk afiat
sebelum sekarat memutus lalu-lintas
lencungan keluar masuk ke ruang buntu
ragu, amat sempit dan berbelit
jutaan pembuluh nafas menyedia labirin
mencari sesalur nadi, sesalur saraf
di mana kunci suara beristirehat
rengkungnya kian tersumbat. Liang
segala rongga, tersekang kalimah TAMAT.
kelantan 2004
No comments:
Post a Comment