Thursday, August 10, 2017

TIGA Sajak Lama.Ketika Ziarahi Sabah




PORING

Bersama degup melintas jambatan gantung
kicau margasatwa desing eriang pagi
rimba sedang dingin diremang embun

Panas air yang mengalir dan terbendung
hati mula cair mendengar lebat bicaramu
hijau kelabu pohon-pohon merimbun
pohonan doaku tetap subur menanti
berimbang  restu di dalam diri

Bilah cahaya mencerah bumi
Poring mesrai kita menggenap syukur
Poring membancuh rasa badan sekujur
istirehat di sini lebih baik dari berundur.

Disember 2004.


KABAR PUNYA MAKNAWI

Banjir tanpa hujan di desaku jauh
melimpah melalui gagang telefon
membasah bimbang seketika
berdesah angin timur merusuh

Tetapi di sini Pekan Ranau, panas
disember mengering jalan dan kakilima
tamu yang hingar aku mula bundar
menatap kabar dengan jiwa gobar

Dari tanah merah, sudah merata banjir
ada suara berkisah perihal iklim tanah air
seorang rakan menyeberang membantu
seorang karibnya hilang dimamah waktu

Air mata menjadi gerimis di Ranau ini
tengahari terik mengikis riang kami,
Allah melihat segala kesilapan diri
bahawa teguran itu menyalur maknawi.

Disember 2004


SELEPAS REHLAH

Kelam yang bengap
tidak kelihatan gagak dan
helang tadi bersuara
sayup ujung laut

Daun-daun hasrat
pohon-pohon doa beratur
menyusuri alun-alun petang
panjang dan mengharap
kau kembali pulang.

10 jun 2009
Tapanji.

 

No comments:

Post a Comment