Cerita
di kota:
rodatiga tauke cina punya
dua kaki mengayuhnya
tubuh melidi di pelana
sekeping wajah tua
harapannya:
satu biniku sedang mendua
lima anakku memboyah kecacingan
kucingku sedang mengurap
perut-perut mereka mesti kusumbat
di desa:
gubuk senget di pinggir senja
menanti. menanti sahaja bininya
lima anaknya. kucing kurapnya
merintih tiada maya
suara mereka:
kita tunggu bapa balik. kita nanti
anak! milikilah kesabaran
kita bisa hidup lagi
semua:
bermandi peluh jerihlah mereka
bertungkus hasilnya bisa dibahagi dua
bersuara nada hiba. tanpa senikata
tukang rodatiga kebanjiran duka
mereka telanjangi hidup di muka:
tiada apa di bumi pijakan ini
hilang hak harapan bersama
sayap tiada untuk esok lusa
hanya percikan peluh dan nadi.
kota bharu,
22 ok 1970.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment