Saturday, August 29, 2009

Batu Tergantung dan Kerja Mengumpul Sajak


Foto ini diperoleh dari email. Menurut yang punya cerita, batu ini katanya nilai sejarahnya sangat tinggi. Waktu Rasulullah s.a.w dari Mesjid Al-Aqsa akan mi'raj ke langit ke tujuh (sidratul munthaha), batu ini menjadi pijakan Rasulullah. Batu ini ingin ikut dengan Rasul, namun baru bergerak ke atas sedikit, malaikat Jibril melarangnya. Jadilah batu tersebut menggantung tanpa gantungan. Batu ini ada di Baitul Maqdis, Jerussalem, Israel. Namun hal ini belum pernah diekspos. Betulkah ??? Wallahu a'laam bissawaab.


____________________________________________________________________

KERJA MENGUMPUL SAJAK


Di tanah semenanjung nusantara berbelai khatulistiwa, gunung-gunung hijau, lautan membiru, kemarau dan angin adalah warna catan buat sajak-sajak kita. mengumpul sajak-sajak menjadi replika dalam hidup di luar kiraan akal, mendekati kekuasaan bukanlah bapa kebenaran. suatu ketika, di mana pun, kekuasaan boleh bergagah keliru.


Sudah berjalan sesuai hasratnya, terserah kepada pemutus kebenaran bab terakhir pilihan kita penumpang: mau naik atau tidak. cuma usah ada takut terlewat atau merasa ketinggalan masa.


Kekuasaan sejati bukan ibu kebenaran terhadap hak-hak orang lain pada menikmati sekunyah beras amanah sejak akil baligh tigapuluh tahun silam. tidak ada yang perlu dipertikai lagi.

Pengamat sajak itu menanggalkan baju kebenaran matalamatnya dan latah mendirikan kumpulan penggemar yang lagi diam, mungkin mengira dunia ini masih berupa alam khayali yang belum benar pulih beranjak turun ke bumi.


Kembara yang tersasar selalu ada. pihak belakang mata kita menyembunyi banyak sepi banyak bicara, berlakon secara ketara atau bagai mimpi.


Seperti dinyatakan terakhir kali ini, kepuasan bukanlah titik kebenaran. hati kita tidak mungkin akan selalu mengecil; selagi budi mereka tidak pernah adil!


30 ogos 2009

wilayah tapanji, kelantan.


2 comments:

  1. Sahabat: Semoga kita tidak hanya mengumpul sajak. Tetapi juga sesuatu yang lebih hak, berarti dan lebih hakiki.

    Marsli N.O

    ReplyDelete
  2. sdr marsli.. bererti kita mengumpul mencatat isi minda. moga semuanya baik2, berlandas kebenaran, menyatakan keimanan dan berhasratkan keredhaan.

    ReplyDelete