Monday, July 6, 2009

puisi:

Samudera yang tidak pernah terukur

Berapa luas betapa saujananya

Melainkan laut mati di tengah benua


Bahtera Nuhku yang sejahtera

Kota Atlantis entah di dasar mana

Titanic yang ditelannya tersekang

Di rengkung gelombang


Kutatap laut yang jauh

Dari rumah api pantai dasar

Kenangan suara silam daunan ru

Terbenam di mana kubu hasratku


Pantaiku cinta berahi

Sering berubah bila dilanda bah

Tetapi tidak iman kita kepada Allah


Pantai cintaku berahi

Setelah kautemui makrifat Yang Satu

Terus zikirkan Dia jangan jemu-jemu


Pantai cinta berahiku

Nikmat kasih Tuhan tercurah seumur

Walau derhaka manusia melupai-Nya.


30 Rabiul-akhir 1429.



No comments:

Post a Comment